Besi beton sni
Siapa yang tak kenal dengan
besi beton atau baja tulangan? Besi beton merupakan material yang paling umum
digunakan dalam proyek konstruksi bangunan. Penggunaannya yang luas dan
fungsinya yang vital sebagai tulang atau rangka bangunan, menjadikan besi beton
sebagai material yang wajib memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Kenapa
harus besi beton SNI? Tentu karena penggunaannya akan berimbas pada keamanan
dan keselamatan, mengingat berkaitan dengan kekuatan dan ketahanan bangunan.
Besi beton polos biasa
digunakan untuk dowels spiral dan pendukung struktur karena daya tariknya lebih
rendah. Sedangkan besi beton ulir atau bersirip digunakan untuk struktur yang
memerlukan kekuatan yang lebih tinggi. Sirip-sirip pada besi beton ulir inilah
yang berfungsi untuk menghalangi perherakan pada arah longitudinal batang
terhadap beton.
Mengulik
spesifikasi-spesifikasi yang harus dimiliki oleh besi beton SNI, kurang lengkap
rasanya jika tak menilik proses pembuatan
besi beton. Sudah tau belum? Secara singkat, proses pembuatan beton
dimulai dari pemanasan billet baja pada temperatur ±1300°C
untuk memudahkan proses canai. Billet yang telah dipanaskan
akan dimasukkan ke mesin roll untuk disesuaikan ukuran diameternya. Setelah
itu billet akan didinginkan dan dipotong-potong dengan ukuran
panjang besi beton yang telah ditentukan.
Nah, lalu apa itu Besi
Beton SNI?
Badan
Standarisasi Nasional (BSN) merupakan lembaga yang
bertanggungjawab dalam pembuatan standarisasi, termasuk standarisasi besi
beton. Sebelumnya, standar besi beton untuk industri baja Indonesia berlaku
dalam SII 138-1984 yang mengatur perihal Mutu dan Cara
Uji Baja Tulangan Beton. Setelahnya terdapat beberapa poin revisi dan
diubah menjadi SNI 07-2052-2002 mengenai Baja Tulangan
Beton yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional pada tahun
2002. Standarisasi ini merujuk pada referensi yang diambil dari besi baja
berstandar Jepang atau JIS (Japanese Industrial Standars).
Besi beton bisa dikatakan
memenuhi kualitas SNI apabila mampu memenuhi kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan oleh pemerintan dan BSN; atau paling tidak memenuhi toleransi yang
sudah diberlakukan. Revisi-revisi dalam poin standarisasi juga sebenarnya
diupayakan untuk memperkecil adanya produk besi beton atau baja tulangan yang
tidak sesuai standar atau sering disebut dengan julukan besi beton banci.
Kriteria Besi Beton SNI
berdasarkan BSN
BSN sesungguhnya sudah
sangat detail menentukan kriteria-kriteria beserta definsi dari istilah-istilah
yang digunakan. Dalam hal ini, BSN mengatur beberapa hal dan menjelaskan
beberapa istilah mengenai fisik besi beton, diantaranya adalah sebagai berikut.
Ukuran Nominal, merupakan ukuran sesuai yang ditetapkan
Toleransi, merupakan besarnya penyimpangan yang diizinkan
dari ukuran nominal
Diameter Dalam, merupakan ukuran diameter tanpa sirip pada baja
tulangan beton sirip
Sirip Melintang, merupakan setiap sirip yang terdapat pada
permukaan batang baja tulangan beton yang melintang terhadap sudut batang baja
tulangan beton
Berdasarkan sifat
tampaknya, besi beton tidak boleh mengandung serpihan, lipatan, retakan,
gelombang, cerna (luka pada permukaan besi beton akibat proses canai) yang
dalam dan hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan. Berdasarkan
bentuknya, besi beton polos memiliki permukaan baja tulangan yang rata dan
tidak bersirip. Sedangkan spesifikasi beton ulir atau beton bersirip sedikit
lebih rumit. Permukaan beton ulir harus memiliki sirip yang teratur dengan arah
melintang sumbu batang; sedangkan rusuknya memanjang searah dan sejajar dengan
sumbu batang. Sirip-sirip tersebut harus terletak pada jarak yang teratur serta
memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Sirip melintang tidak diperbolehkan
membentuk sudut kurang dari 45° terhadap sumbu batang. Apabila membentuk sudut
antara 45° sampai 70°, arah sirip melintang pada satu sisi atau kedua sisi
dibuat berlawanan. Sedangkan, bila sudutnya diatas 70°, arah yang berlawanan
tidak diperlukan.
Ukuran Diameter Besi Beton
dan Toleransinya
Ukuran diameter besi beton adalah
salah satu hal yang paling diperhitungkan jika membicarakan soal besi beton
SNI. Meski begitu, bukan berarti ukuran diameter besi beton dapat diamati
dengan mudah. Pengukuran besi didasarkan pada satuan milimeter, sehingga untuk
menghitung toleransi ukuran besi beton, maka harus menggunakan jangka sorong
agar mendapatkan tingkat akurasi dan presisi yang sangat baik. Pada tabel
dibawah ini dapat dilihat besar toleransi pada setiap ukuran diameter besi
beton.
Tabel
Ukuran Toleransi Besi Beton
Sudah tau cara bacanya
belum? Hehehehe~
Toleransi ukuran dalam besi
beton diartikan sebagai penyimpangan ukuran yang masih dalam batas wajar, baik
lebih dari maupun kurang dari. Contohnya, dalam tabel tersebut disebutkan bahwa
toleransi dari besi beton polos berdiameter 6 mm adalah ±0.3 mm. Hal itu
berarti bahwa besi beton polos berdiameter 6 mm seminim-minimnya harus memiliki
lebar diameter terukur (real) sebesar 5.7 mm. Contoh lainnya adalah besi
beton polos berdiameter 10 mm dengan toleransi ukuran ±0.4 mm. Berarti
ukuran real paling minimum yang harus dimiliki oleh besi beton
polos D10 adalah 9.6 mm, jika ingin dikategorikan sebagai besi beton SNI.
Lalu bagaimana dengan
toleransi besi beton ulir?
Nilai toleransi ukuran pada
besi beton polos dan besi beton ulir sebenarnya sama. Hanya saja, pada besi
beton ulir diameter diukur bukan dari ujung sirip ke ujung sirip yang
memanjang, namun berdasarkan diameter dalam besi beton. Nah, sudah paham?
Besi beton banci yang
beredar dipasaran biasanya mengurangi ukuran diameternya dengan cukup
signifikan, sekitar ±0.8 mm. Memang terlihat tidak begitu banyak, mengingat
ukurannya dalam satuan milimeter. Namun, selisih ini sesungguhnya sangat
berpengaruh pada kualitas bangunan dan keamanannya.
Ukuran Panjang Baja
Tulangan Beton
Menurut SNI 07-2050-2002,
panjang baja tulangan ditetapkan hanya sebesar 6 m, 9 m, dan 12 m. Hal ini
merevisi pernyataan pada SII 0136-84 yang menyatakan bahwa besi beton juga
memiliki ukuran 3 m. Toleransi panjang baja tulangan beton ditetapkan minus 0
mm (-0 mm) plus 70 mm (+ 70 mm). Dengan kata lain, toleransi ukuran panjang
besi beton tidak boleh melebihi 7 cm. Sehingga jika besi beton memiliki panjang
12 meter, maka minimum panjang besi beton tersebut haruslah 11.93 meter untuk
bisa dikategorikan sebagai besi beton SNI.
Besi beton banci yang
beredar dipasaran biasanya mereduksi ukuran panjang dan diameternya. Jika
biasanya panjang besi beton adalah 12 meter, maka mereka bisa mereduksinya
hingga 11.5 meter.
Tingkat Kekuatan Besi Beton
Kekuatan besi beton
ditentukan oleh sifat mekanisnya. Sifat mekanis besi beton terdiri dari sifat
jangka pendek dan sifat jangka panjang. Sifat jangka pendek sendiri diuraikan
berdasarkan kekuatan tekan, kekuatan geser, dan modulus elastisitas. Sedangkan
sifat jangka panjang meliputi rangkak dan susut. Rangkak adalah penambahan
regangan terhadap waktu akibat adanya beban yang bekerja. Sedangkan susut
adalah penyusutan volume beton yang diakibatkan oleh kehilangan uap air atau
akibat penurunan suhu.
Sifat
Mekanis Besi Beton
Sesuai dengan tabel,
tingkat kekuatan pada besi beton polos terdiri dari 2 tingkat yaitu BjTP 24 dan
BjTP 30. Sedangkan untuk besi beton ulir, terdapat 4 tingkat kekuatan
diantaranya adalah BjTS 30, BjTS 35, BjTS 40, dan BjTS 50. Besi beton biasanya
dikelompokkan berdasarkan tegangan leleh dan kandungan karbonnya. Deed
steel (baja sangat lunak) memiliki kandungan karbon ≤0,10%. Low
carbon steel (baja lunak) memiliki kandungan karbon 0,10 –
0,25%. Med carbon steel (baja sedang) memiliki kandungan
karbon 0,25 – 0,70%. High carbon steel (baja keras) memiliki
kandungan karbon 0,70 – 1,50%. Dengan kata lain, semakin tinggi kadar
karbonnya, maka semakin kuat dan keras baja tersebut.
Marking Warna dalam Besi
Beton
BSN menetapkan bahwa setiap
batang baja tulangan beton harus diberi tanda (marking), salah satunya
dengan warna yang tidak mudah hilang pada ujung-ujung penampangnya. Warna-warna
ini tidak boleh asal, karena BSN telah menetapkan standarnya sesuai dengan
kelas bajanya. BjTP 24 menggunakan warna hitam. BjTP/S 30 memiliki warna biru.
BjTS 35 memiliki warna merah. BjTS 40 memiliki warna kuning. Terakhir, BjTS 50
memiliki warna hijau.
Tabel Warna Berdasarkan Kelas Baja Tulangan
Pengkodean dalam Besi Beton
Tak hanya warna, pabrik
yang memproduksi baja tulangan beton juga harus mencantumkan label dengan huruf
timbul yang menunjukkan inisial pabrik pembuat serta ukuran diameter nominal.
Lebih dari itu, BSN juga membuat standar pencantuman informasi yang cukup
lengkap.
- Nama atau nama singkatan dari pabrik pembuat
- Ukuran (diameter dan panjang)
- Kelas baja
- Nomor lembaran (No. Heat)
- Nomor seri produksi dan tanggal produksi
- Nomor SNI
Contoh Pencantuman Kode pada Besi Beton
Toleransi Berat Baja
Tulangan
Jika toleransi ukuran
diameter dan panjang telah disebutkan, maka tak akan lengkaop rasanya jika
tidak membahas perihal toleransi berat. Berat dalam komoditas besi merupakan
hal yang sangat penting mengingat harga besi biasa dihitung berdasarkan
beratnya, sama seperti komoditas logam lainnya. Berikut ini ada tabel toleransi
berat besi beton per batang dan toleransi berat besi beton per lot (dua bundel
atau lebih baja tulangan beton dengan ukuran nominal, jenis, serta kelas baja
yang sama ditumpuk dalam satu kelompok).
Toleransi
Berat Besi Beton per Batang
Toleransi
Berat Besi Beton per Lot
Tabel Berat Besi Beton
Polos
Ukuran
dan Berat Besi Beton Polos
Tabel Berat Besi Beton Ulir
Besi beton sni
Alamat : Jl. Ciledug Raya No.53 RT.6/RW.4, Petukangan Utara, Kec. Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan, Khusus Ibukota Jakarta 12270
PT. ADIRAHMA HARAPAN JAYA
MENJUAL ANEKA BESI BETON, BAJA RINGAN, BAJA WF, BONDEK, H BEAM,WIRE MESH, GRC, LISPLANG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar