Rabu, 11 Maret 2020

Besi beton sni 083875193052

Besi beton sni




Siapa yang tak kenal dengan besi beton atau baja tulangan? Besi beton merupakan material yang paling umum digunakan dalam proyek konstruksi bangunan. Penggunaannya yang luas dan fungsinya yang vital sebagai tulang atau rangka bangunan, menjadikan besi beton sebagai material yang wajib memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Kenapa harus besi beton SNI? Tentu karena penggunaannya akan berimbas pada keamanan dan keselamatan, mengingat berkaitan dengan kekuatan dan ketahanan bangunan.
Besi beton polos biasa digunakan untuk dowels spiral dan pendukung struktur karena daya tariknya lebih rendah. Sedangkan besi beton ulir atau bersirip digunakan untuk struktur yang memerlukan kekuatan yang lebih tinggi. Sirip-sirip pada besi beton ulir inilah yang berfungsi untuk menghalangi perherakan pada arah longitudinal batang terhadap beton.
Mengulik spesifikasi-spesifikasi yang harus dimiliki oleh besi beton SNI, kurang lengkap rasanya jika tak menilik proses pembuatan besi beton. Sudah tau belum? Secara singkat, proses pembuatan beton dimulai dari pemanasan billet baja pada temperatur ±1300°C untuk memudahkan proses canai. Billet yang telah dipanaskan akan dimasukkan ke mesin roll untuk disesuaikan ukuran diameternya. Setelah itu billet akan didinginkan dan dipotong-potong dengan ukuran panjang besi beton yang telah ditentukan.
Nah, lalu apa itu Besi Beton SNI?
Badan Standarisasi Nasional (BSN) merupakan lembaga yang bertanggungjawab dalam pembuatan standarisasi, termasuk standarisasi besi beton. Sebelumnya, standar besi beton untuk industri baja Indonesia berlaku dalam SII 138-1984 yang mengatur perihal Mutu dan Cara Uji Baja Tulangan Beton. Setelahnya terdapat beberapa poin revisi dan diubah menjadi SNI 07-2052-2002 mengenai Baja Tulangan Beton yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional pada tahun 2002. Standarisasi ini merujuk pada referensi yang diambil dari besi baja berstandar Jepang atau JIS (Japanese Industrial Standars).
Besi beton bisa dikatakan memenuhi kualitas SNI apabila mampu memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh pemerintan dan BSN; atau paling tidak memenuhi toleransi yang sudah diberlakukan. Revisi-revisi dalam poin standarisasi juga sebenarnya diupayakan untuk memperkecil adanya produk besi beton atau baja tulangan yang tidak sesuai standar atau sering disebut dengan julukan besi beton banci.
Kriteria Besi Beton SNI berdasarkan BSN
BSN sesungguhnya sudah sangat detail menentukan kriteria-kriteria beserta definsi dari istilah-istilah yang digunakan. Dalam hal ini, BSN mengatur beberapa hal dan menjelaskan beberapa istilah mengenai fisik besi beton, diantaranya adalah sebagai berikut.
Ukuran Nominal, merupakan ukuran sesuai yang ditetapkan
Toleransi, merupakan besarnya penyimpangan yang diizinkan dari ukuran nominal
Diameter Dalam, merupakan ukuran diameter tanpa sirip pada baja tulangan beton sirip
Sirip Melintang, merupakan setiap sirip yang terdapat pada permukaan batang baja tulangan beton yang melintang terhadap sudut batang baja tulangan beton
Berdasarkan sifat tampaknya, besi beton tidak boleh mengandung serpihan, lipatan, retakan, gelombang, cerna (luka pada permukaan besi beton akibat proses canai) yang dalam dan hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan. Berdasarkan bentuknya, besi beton polos memiliki permukaan baja tulangan yang rata dan tidak bersirip. Sedangkan spesifikasi beton ulir atau beton bersirip sedikit lebih rumit. Permukaan beton ulir harus memiliki sirip yang teratur dengan arah melintang sumbu batang; sedangkan rusuknya memanjang searah dan sejajar dengan sumbu batang. Sirip-sirip tersebut harus terletak pada jarak yang teratur serta memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Sirip melintang tidak diperbolehkan membentuk sudut kurang dari 45° terhadap sumbu batang. Apabila membentuk sudut antara 45° sampai 70°, arah sirip melintang pada satu sisi atau kedua sisi dibuat berlawanan. Sedangkan, bila sudutnya diatas 70°, arah yang berlawanan tidak diperlukan.
Ukuran Diameter Besi Beton dan Toleransinya
Ukuran diameter besi beton adalah salah satu hal yang paling diperhitungkan jika membicarakan soal besi beton SNI. Meski begitu, bukan berarti ukuran diameter besi beton dapat diamati dengan mudah. Pengukuran besi didasarkan pada satuan milimeter, sehingga untuk menghitung toleransi ukuran besi beton, maka harus menggunakan jangka sorong agar mendapatkan tingkat akurasi dan presisi yang sangat baik. Pada tabel dibawah ini dapat dilihat besar toleransi pada setiap ukuran diameter besi beton.

Tabel Ukuran Toleransi Besi Beton
Sudah tau cara bacanya belum? Hehehehe~
Toleransi ukuran dalam besi beton diartikan sebagai penyimpangan ukuran yang masih dalam batas wajar, baik lebih dari maupun kurang dari. Contohnya, dalam tabel tersebut disebutkan bahwa toleransi dari besi beton polos berdiameter 6 mm adalah ±0.3 mm. Hal itu berarti bahwa besi beton polos berdiameter 6 mm seminim-minimnya harus memiliki lebar diameter terukur (real) sebesar 5.7 mm. Contoh lainnya adalah besi beton polos berdiameter 10 mm dengan toleransi ukuran ±0.4 mm. Berarti ukuran real paling minimum yang harus dimiliki oleh besi beton polos D10 adalah 9.6 mm, jika ingin dikategorikan sebagai besi beton SNI.
Lalu bagaimana dengan toleransi besi beton ulir?
Nilai toleransi ukuran pada besi beton polos dan besi beton ulir sebenarnya sama. Hanya saja, pada besi beton ulir diameter diukur bukan dari ujung sirip ke ujung sirip yang memanjang, namun berdasarkan diameter dalam besi beton. Nah, sudah paham?
Besi beton banci yang beredar dipasaran biasanya mengurangi ukuran diameternya dengan cukup signifikan, sekitar ±0.8 mm. Memang terlihat tidak begitu banyak, mengingat ukurannya dalam satuan milimeter. Namun, selisih ini sesungguhnya sangat berpengaruh pada kualitas bangunan dan keamanannya.
Ukuran Panjang Baja Tulangan Beton
Menurut SNI 07-2050-2002, panjang baja tulangan ditetapkan hanya sebesar 6 m, 9 m, dan 12 m. Hal ini merevisi pernyataan pada SII 0136-84 yang menyatakan bahwa besi beton juga memiliki ukuran 3 m. Toleransi panjang baja tulangan beton ditetapkan minus 0 mm (-0 mm) plus 70 mm (+ 70 mm). Dengan kata lain, toleransi ukuran panjang besi beton tidak boleh melebihi 7 cm. Sehingga jika besi beton memiliki panjang 12 meter, maka minimum panjang besi beton tersebut haruslah 11.93 meter untuk bisa dikategorikan sebagai besi beton SNI.
Besi beton banci yang beredar dipasaran biasanya mereduksi ukuran panjang dan diameternya. Jika biasanya panjang besi beton adalah 12 meter, maka mereka bisa mereduksinya hingga 11.5 meter.
Tingkat Kekuatan Besi Beton
Kekuatan besi beton ditentukan oleh sifat mekanisnya. Sifat mekanis besi beton terdiri dari sifat jangka pendek dan sifat jangka panjang. Sifat jangka pendek sendiri diuraikan berdasarkan kekuatan tekan, kekuatan geser, dan modulus elastisitas. Sedangkan sifat jangka panjang meliputi rangkak dan susut. Rangkak adalah penambahan regangan terhadap waktu akibat adanya beban yang bekerja. Sedangkan susut adalah penyusutan volume beton yang diakibatkan oleh kehilangan uap air atau akibat penurunan suhu.
Sifat Mekanis Besi Beton
Sesuai dengan tabel, tingkat kekuatan pada besi beton polos terdiri dari 2 tingkat yaitu BjTP 24 dan BjTP 30. Sedangkan untuk besi beton ulir, terdapat 4 tingkat kekuatan diantaranya adalah BjTS 30, BjTS 35, BjTS 40, dan BjTS 50. Besi beton biasanya dikelompokkan berdasarkan tegangan leleh dan kandungan karbonnya. Deed steel (baja sangat lunak) memiliki kandungan karbon ≤0,10%. Low carbon steel (baja lunak) memiliki kandungan karbon 0,10 – 0,25%. Med carbon steel (baja sedang) memiliki kandungan karbon 0,25 – 0,70%. High carbon steel (baja keras) memiliki kandungan karbon 0,70 – 1,50%. Dengan kata lain, semakin tinggi kadar karbonnya, maka semakin kuat dan keras baja tersebut.
Marking Warna dalam Besi Beton
BSN menetapkan bahwa setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda (marking), salah satunya dengan warna yang tidak mudah hilang pada ujung-ujung penampangnya. Warna-warna ini tidak boleh asal, karena BSN telah menetapkan standarnya sesuai dengan kelas bajanya. BjTP 24 menggunakan warna hitam. BjTP/S 30 memiliki warna biru. BjTS 35 memiliki warna merah. BjTS 40 memiliki warna kuning. Terakhir, BjTS 50 memiliki warna hijau.

Tabel Warna Berdasarkan Kelas Baja Tulangan
Pengkodean dalam Besi Beton
Tak hanya warna, pabrik yang memproduksi baja tulangan beton juga harus mencantumkan label dengan huruf timbul yang menunjukkan inisial pabrik pembuat serta ukuran diameter nominal. Lebih dari itu, BSN juga membuat standar pencantuman informasi yang cukup lengkap.

  • Nama atau nama singkatan dari pabrik pembuat
  • Ukuran (diameter dan panjang)
  • Kelas baja
  • Nomor lembaran (No. Heat)
  • Nomor seri produksi dan tanggal produksi
  • Nomor SNI



Contoh Pencantuman Kode pada Besi Beton
Toleransi Berat Baja Tulangan
Jika toleransi ukuran diameter dan panjang telah disebutkan, maka tak akan lengkaop rasanya jika tidak membahas perihal toleransi berat. Berat dalam komoditas besi merupakan hal yang sangat penting mengingat harga besi biasa dihitung berdasarkan beratnya, sama seperti komoditas logam lainnya. Berikut ini ada tabel toleransi berat besi beton per batang dan toleransi berat besi beton per lot (dua bundel atau lebih baja tulangan beton dengan ukuran nominal, jenis, serta kelas baja yang sama ditumpuk dalam satu kelompok).
Toleransi Berat Besi Beton per Batang


Toleransi Berat Besi Beton per Lot
Tabel Berat Besi Beton Polos

Ukuran dan Berat Besi Beton Polos

Tabel Berat Besi Beton Ulir

Ukuran dan Berat Besi Beton Ulir


Besi beton sni

Alamat : Jl. Ciledug Raya No.53 RT.6/RW.4, Petukangan Utara, Kec. Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan, Khusus Ibukota Jakarta 12270

No. Telepon : 083875193052

Buka Jam : 08.00 - 17.00


PT. ADIRAHMA HARAPAN JAYA 

MENJUAL ANEKA BESI BETON, BAJA RINGAN, BAJA WF, BONDEK, H BEAM,WIRE MESH, GRC, LISPLANG




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Besi beton cs 083875193052

Besi beton cs Besi beton adalah rangka besi yang digunakan untuk memperkuat struktur beton pada bangunan. Besi beton yang disebut juga...